Bicara Soal Cinta

Selasa, 10 Juli 2012


C I N T A

 POWER of LOVE


Cinta tidak dilarang, Tapi jangan cinta yang terlarang. . .

Cinta adalah ungkapan jiwa. Cinta adalah kekuatan. Cinta adalah bukti. Cinta adalah memberi. Cinta adalah engkau rela menjadi abu atau tiada karenanya, seperti perkataan awan kepada hujan yang membuatnya tiada, kayu kepada api yang membuatnya menjadi abu atau lukisan pasir pada pantai yang mebuatnya hilang.
Seorang petani, dia rela berpanas di bawah terik matahari agar tanaman yang ditanamnya bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan bulir-bulir padi atau sayuran. Seorang ibu rela bergadang semalaman untuk menunggu buah hatinya yang sedang terbaring sakit dan menangis. Semua karena cinta.
Sebagaimana Allah SWT dengan sifat RahmanNya memberikan Kasih-Nya kepada semua makhluk-Nya di dunia baik ia beriman maupun kafir, dan juga sifat RahimNya kepada hamba-hambaNya yang bertaqwa kelak nanti di yaumil akhir. Syaih DR Said Hawa membagi 3 tingkatan cinta : AlMahabbatul Ula, AlMahabbatul Wustha dan Al Mahhabtul Adna. Setiap tingkatan itu masih ada tahapan dan tingkatannya lagi.
Bahasan kita sekarang adalah pada tingkatan cinta yang kedua yaitu Al Mahhabatul wustha atau cinta menengah dan hubungan antara seorang muslim dengan muslim lainnya. Rasulullah dalam hadist  telah memberikan jembatan yang indah untuk memperbaiki dan merekatkan tali cinta dan kasih sayang antara sesama muslim. Dalam Alquran, Allah Rabbul Izzah sang pemilik cinta dan kemuliaanpun telah mengajarkan bahwa setiap mumin adalah bersaudara.
Dalam hubungan persaudaraan ini tentulah kita membutuhkan jembatan-jembatan. Dan jembatan yang akan menopang dan mengantarkan bukti cinta ini telah di ajarkan Rasulullah. Dan ini akan begitu bermakna dan bernilai apabila kita mampu untuk melakukannya. Jembatan-jembatan cinta inilah yang tidak hanya mampu untuk menghantarkan kita pada perasaan ukhuwwah dan rasa cinta pada sesama saudara muslim kita yang sejati, tidak hanya sebatas retorika tapi sekaligus juga menopang cinta dan hubungan ukhuwwah itu sendiri.
Dengan perantara Ta’aruf (saling Mengenal), Tafahum (Saling mengerti), Ta’awun (Saling bekerjasama) dan ujungnya adalah Takaful (saling menanggung), kemudian dia akan berkembang menjadi buliran-buliran tali persaudaraan dalam bingkai ukhuwah.  Sungguh indah islam mengajarkan tentang nilai-nilai persaudaraan dan kesatuan hati ini. Maka menjadilah kita muslim yang paling berbahagia dengan keutamaan-keutamaan ini.
Allah telah mempersatukan hati mukkmin. Penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke Medinah dan mereka masuk Islam, permusuhan itu hilang.

Sub Bagian satu.

Dan Jembatan-Jembatan Mahabbah dalam Ukhuwwah itu adalah:

1. Menebarkan Salam.
Seorang muslim dimanapun dia berada, tak ada  batasan territorial selama dia telah bersaksi maka Rabb-Nya adalah Allahu ahad, Rasulnya Muhammad SAW dan kiblatnya adalah Kabah yang mulia maka ucapan salamnya wajib kita menjawab begitu jua sebaliknya adalah kita sangat di anjurkan untuk mengucapkan kalimat-kalimah keselamatan ini padanya. Salam adalah ungkapan penghormatan yang pertama kali di turunkan Allah kepada rasul-Nya dan merupakan penghormatan para ahli surga  Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mumin) itu pada hari mereka menemui-Nya ialah : Salam.
Salam adalah ungkapan cinta pada saudara kita, ungkapan indah yang diajarkan Rasul junjungan yang mulia maka bagaimana mungkin masih ada diantara kita yang menginginkan salam ini harus di rubah dengan cara salam yang sempit. Huyyita masaan (Selamat sore), huyyita shobahan (selamat pagi) jangan sungguh jangan engkau ucapkan lagi kalimat ini. Ada salam yang sangat indah dan general setiap saat dan waktu, mendoakan keselamatan, mendapatkan Rahmat dan berkah dari Allah SWT yaitu Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh niscaya engkau akan mendapatkan pahala kebaikan.

2. Menghadiri Undangan
Di antara jembatan cinta yang di bentangkan dalam islam terhadap saudara muslim kita adalah menghadiri undangannya. Saudara kita mau mengundang kita karena ia menyayangi kita dan masih menginginkan tali persaudaraan ini semakin erat. Ia bisa menjadi wajib bila undangan ini adalah Walimatul Ursy atau juga sunnah dan juga bisa jatuh kepada haram bila terdapat kemungkaran dalam undangan. Penuhilah undangan yang terlebih dahulu, kemudian hadirilah yang selainnya bila masih mempunyai waktu. Akan tetapi bila undangan itu harus di hadiri pada waktu bersamaan maka sampaikanlah kata maaf dengan lembut kepada saudara mulsim yang mengundang kita, semoga lain kali Allah SWT masih mengizinkan kita untuk menghadiri undangannya atau minimal
bersilaturrahim ke rumahnya.

3. Memberikan nasehat bila saudara kita memintanya.
Mereka adalah kaum yang tidak merugi. Yup benar sekali saudaraku. mereka yang saling memberi nasehat dan taushiah dalam kebenaran adalah kaum yang tidak akan merugi selamanya. Bukankah engkau telah memahaminya bahwa agama ini adalah nasehat. Bagi siapa?  Kata para sahabat. para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin pada umumnya.
Ali bin Abi Thalib pun juga mengatakan Orang-orang yang beriman  saling menasehati, sedangkan orang-orang munafik adalah saling  mencurangi. Inilah yang membedakan seorang muslim dan munafik. Luruskan niat saat menasehati saudara kita, sampaikan dengan keikhlasan karena Allah semata, lemah lembut dan menyampaikan secara rahasia. Seorang penyair mengatakan Liputilah aku dengan nasehatmu dalam kesendirian. Dan jauhkanlah kepadaku nasehat dalam keramaian. Sungguh nasehat di depan orang. Suatu bentuk pencelaan yang aku tidak suka mendengarnya. Bila engkau menyalahiku dan melanggar perintahku. Janganlah engkau gelisah jika tidak mendapati ketaatan.

4. Bila ia bersin, maka berdoalah untuknya Duhai, indah nian ajaran islam ini.
Ia telah mengatur tentang hal-hal yang dianggap sepele oleh sebagian banyak orang. Saat saudara kita bersin kemudian ia memuji Rabbnya yang agung Alhamdulillah maka segera sambutlah dengan Yarhamukallah dan ia secepatnya akan menyambarnya dengan untaian kalimah doa yang mengharap Yahdikumullah wa yuslihu  baalakum (HR Bukhari,Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad).
Doa adalah harapan. Dan sungguh akan berbahagia bila saudara kita begitu mencintai kita hingga kita bersin pun ia juga mendoakan.  Jembatan cinta yang ke empat ini merupakan satu diantara enam jembatan yang begitu ringan kita mengucapkan tapi bukti kita peduli dan mecintai saudara kita. Mendoakan saudara kita yng bersin adalah merupakan kewajiban individu bukan  kewajiban kolektif.

5. Bila dia sakit, maka jenguk dan doakanlah.
Di antara yang lain dari jembatan cinta ini adalah mejenguk saudara muslim kita yang sedang sakit. Rasulullah mengatakan “Barang siapa menjenguk saudaranya yang sakit maka dia senantiasa di dalam taman-taman surga, hingga dia kembali”.(HR Muslim).
Rasulullah juga memberikan contoh yang konkret bagaimana beliau menjenguk sahabat-sahabatnya yang sedang sakit. Kepada Saad bin Abi Waqqas RA, Jabir dan lain-lain. Bila menjenguk sahabta-sahabatnya yang sakit beliau duduk sebentar di dekat kepalanya lalau meletakkan tangan beliau pada dada yang sakit itu. Inilah bentuk kelembutan Rasulullah. Lembut akhlak dan tingkah laku beliau kepada sesama saudaranya. Saat engkau menjenguk saudaramu yang terbaring sakit, ikutilah pesan Rasul yang mulia. Berbicaralah lemah lembut terhadapnya dan jangan terlalu lama bersamanya karena itu akan membuat sakitnya semakin parah dan dia akan terganggu. Bawalah buah tangan secukupnya bila engkau mempunyai kelebihan rezeki dan bacakanlah untuknya doa “As Alukallahal adziim, Robbal arsyil adzim aiyyasfiyaka”. (HR Bukhari dalam fathul Bari).
Seorang penyair mengatakan : Sang kekasih sakit, maka kujenguklah  dia. Akupun sakit karena kekhawatiranku kepadanya. Dan ketika kekasih datang menjengukku. Akupun sembuh sebab memandangnya.
.
6. Antarkan jenazah saudaramu jika ia meninggal dunia.
Ini adalah satu adab seorang muslim dengan muslim lainnya. Hingga berpisahnya ruh seorang muslim untuk menemui Rabbnya, pun seorang muslim masih mempunyai hak untuk mengulurkan tanda cintanya pada saudaranya yang telah meninggal tersebut dengan cara mengantarkannya hingga ke peristirahatan terakhir.
Ikatan cinta dalam bingkai ukhuwah antara seorang muslim tidak hanya terbatas pada kehidupan nyata di dunia saja, tapi juga hingga ke alam barzah dengan cara memandikan hingga mendoakan mereka untuk mendapatkan kebaikan dari Allah SWT. Rasulullah memberikan keutamaan berupa satu qirath apabila kita mengurus jenazah saudara kita hingga menyolatkan dan mendapatkan dua qirath apabila sampai memakamkanya.  (HR Bukhari, Muslim). Berapakah dua qirath itu, maka sang pecinta sejati Rasulullah SAW yang telah membuktikan dengan cinta misinya mengatakan adalah Seperti dua gunung yang besar.
Maka inilah enam jembatan cinta yang di bentangkan Rasulullah SAW untuk kebaikan kehidupan ukhuwwah sesama muslim. Inilah enam kekuatan yang akan menopang dan mengantarkan kita pada bukti cinta sejati terhadap saudara kita. Tiada kebahagiaan yang kita raih dan rasakan kecuali kita mampu melihat saudara kita menyunggingkan senyum dibibirnya karena kita memikul sebagian beban hidupnya yang berat dengan amalan-amalan yang ringan ini. Merasakan jabatan erat malaikat dan mendapatkan salam dari Allah SWT karena cinta kita pada saudara muslim. Mempertautkan hati-hati kita dalam bingkai persaudaraan, merasakan keindahan berjuang di jalan-Nya, merasakan keindahan bertawakal kita pada Allah.
            Kita bermunajat kepada Allah, semoga Dia akan meneguhkan ikatan cinta ini dengan jembatan-jembatan yang telah dibentangkan oleh Rasulullah kemudian Dia akan memenuhi hati kita dengan cahaya-Nya yang tak pernah redup dan melapangkan dada kita dengan limpahan iman dan keindahan islam serta kepasrahan kepada-Nya sebagaimana doa.

Sub bagian dua

Bagaimana seni mempertautkan hati.

1.   Menahan amarah
2.   Harga diri
3.   Izzah dan Harta di Jalan Allah SWT.
4.   Mengemban kesalahan orang lain.
5.   Menyelesaikan Perselisihan dan mengupayakan Perdamaian
6.   Muhasabah dan Instropeksi diri.

Sekarang kita hanya bisa menyimpulkan bahwa Allah telah menyuruh kita sebagai hamba-hamba yang beiman untuk saling bersatu padu, mengatur barisan dan shaf-shaf yang rapi sebagaimana bangunan yang kokoh.  Dia juga melarang kita untuk saling mengolok-olok, mencaci maki, jua bercerai berai.
Marilah kita berpegang teguh pada tali Allah SWT, seraya senantiasa bersikap lemah lembut dan berkasih sayang terhadap sesama mumin dan bersikap keras terhadap orang kafir yang memusuhi kita.  Tiada Allah  yang berhak di sembah kecuali Dia yang Esa dan perkasa. Tiada Rasul yang patuhi kecuali junjungan mulia Rasulullah Muhammad SAW. Tiada kitab yang kita agungkan dan ikuti isinya kecuali Alquran. Dan tiada kiblat yang kita hadapkan wajah kita kapadanya 5 kali sehari kecuali Kabah Baitullah. Ketika Allah SWT menciptakan perbedaan antara kita maka yakinlah itu adalah akan menjadi seperti sebuah Taman bunga, dengan beraneka macam warna bunga akan tetapi menambah semarak keindahan dan wewangian.  Sesungguhnya perbedaan yang terjadi dianatar hamba-hamba yang saling mencintai, tidak seharusnya akan merusak tali kasih sayang dan tidak merubah apa yang ada dalam jiwa. Tapi justru akan menambah perasaan cinta dan mahabbah antara mereka.
Kita kembalikan semua perselisihan kepada Allah dan RasulNya seraya memohon dan berharap Dia akan memberikan petunjukNya.
Ya Rabbi, bersihkanlah hati-hati kami dengan air keyakinan, siramilah jiwa kami dari telaga islam dan sejukkanlah dada kami dengan ketenangan hamba-hambaMu yang beriman.
--
Kasihilah orang yang menyakitimu, sayangilah dan baikilah serta senyumlah pada orang yang membencimu dan menghinamu, berilah orang yang mengecewakanmu, do'akanlah orang yang membuatmu marah. Diamkanlah orang yang menertawakanmu, nasehatilah orang yang memfitnahmu. Buatlah berarti hidupmu yang hanya sekejap.

0 komentar: