C I N T A
POWER of LOVE
Cinta tidak dilarang, Tapi jangan cinta yang terlarang. . .
Cinta adalah ungkapan jiwa. Cinta adalah kekuatan. Cinta adalah bukti.
Cinta adalah memberi. Cinta adalah engkau rela menjadi abu atau tiada
karenanya, seperti perkataan awan kepada hujan yang membuatnya tiada, kayu
kepada api yang membuatnya menjadi abu atau lukisan pasir pada pantai yang
mebuatnya hilang.
Seorang petani, dia rela berpanas di bawah terik matahari agar tanaman
yang ditanamnya bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan bulir-bulir padi atau
sayuran. Seorang ibu rela bergadang semalaman untuk menunggu buah hatinya yang
sedang terbaring sakit dan menangis. Semua karena cinta.
Sebagaimana Allah SWT dengan sifat RahmanNya memberikan Kasih-Nya kepada semua
makhluk-Nya di dunia baik ia beriman maupun kafir, dan juga sifat RahimNya
kepada hamba-hambaNya yang bertaqwa kelak nanti di yaumil akhir. Syaih DR Said
Hawa membagi 3 tingkatan cinta : AlMahabbatul Ula, AlMahabbatul Wustha dan Al
Mahhabtul Adna. Setiap tingkatan itu masih ada tahapan dan tingkatannya lagi.
Bahasan kita sekarang adalah pada tingkatan cinta yang kedua yaitu Al Mahhabatul
wustha atau cinta menengah dan hubungan antara seorang muslim dengan muslim
lainnya. Rasulullah dalam hadist telah
memberikan jembatan yang indah untuk memperbaiki dan merekatkan tali cinta dan
kasih sayang antara sesama muslim. Dalam Alquran, Allah Rabbul Izzah sang
pemilik cinta dan kemuliaanpun telah mengajarkan bahwa setiap mumin adalah bersaudara.
Dalam hubungan persaudaraan ini tentulah kita membutuhkan
jembatan-jembatan. Dan jembatan yang akan menopang dan mengantarkan bukti cinta
ini telah di ajarkan Rasulullah. Dan ini akan begitu bermakna dan bernilai
apabila kita mampu untuk melakukannya. Jembatan-jembatan cinta inilah yang
tidak hanya mampu untuk menghantarkan kita pada perasaan ukhuwwah dan rasa
cinta pada sesama saudara muslim kita yang sejati, tidak hanya sebatas retorika
tapi sekaligus juga menopang cinta dan hubungan ukhuwwah itu sendiri.
Dengan perantara Ta’aruf (saling Mengenal), Tafahum (Saling mengerti), Ta’awun
(Saling bekerjasama) dan ujungnya adalah Takaful (saling menanggung), kemudian
dia akan berkembang menjadi buliran-buliran tali persaudaraan dalam bingkai
ukhuwah. Sungguh indah islam mengajarkan
tentang nilai-nilai persaudaraan dan kesatuan hati ini. Maka menjadilah kita
muslim yang paling berbahagia dengan keutamaan-keutamaan ini.
Allah telah mempersatukan hati mukkmin. Penduduk Madinah yang terdiri dari
suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke
Medinah dan mereka masuk Islam, permusuhan itu hilang.
Sub Bagian satu.
Dan Jembatan-Jembatan Mahabbah
dalam Ukhuwwah itu adalah:
1. Menebarkan Salam.
Seorang muslim dimanapun dia berada, tak ada batasan territorial selama dia telah bersaksi
maka Rabb-Nya adalah Allahu ahad, Rasulnya Muhammad SAW dan kiblatnya adalah
Kabah yang mulia maka ucapan salamnya wajib kita menjawab begitu jua sebaliknya
adalah kita sangat di anjurkan untuk mengucapkan kalimat-kalimah keselamatan
ini padanya. Salam adalah ungkapan penghormatan yang pertama kali di turunkan
Allah kepada rasul-Nya dan merupakan penghormatan para ahli surga Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang
mumin) itu pada hari mereka menemui-Nya ialah : Salam.
Salam adalah ungkapan cinta pada saudara kita, ungkapan indah yang
diajarkan Rasul junjungan yang mulia maka bagaimana mungkin masih ada diantara
kita yang menginginkan salam ini harus di rubah dengan cara salam yang sempit. Huyyita
masaan (Selamat sore), huyyita shobahan (selamat pagi) jangan sungguh jangan
engkau ucapkan lagi kalimat ini. Ada
salam yang sangat indah dan general setiap saat dan waktu, mendoakan
keselamatan, mendapatkan Rahmat dan berkah dari Allah SWT yaitu Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh niscaya engkau akan mendapatkan pahala kebaikan.
2. Menghadiri Undangan
Di antara jembatan cinta yang di bentangkan dalam islam terhadap saudara muslim
kita adalah menghadiri undangannya. Saudara kita mau mengundang kita karena ia
menyayangi kita dan masih menginginkan tali persaudaraan ini semakin erat. Ia bisa
menjadi wajib bila undangan ini adalah Walimatul Ursy atau juga sunnah dan juga
bisa jatuh kepada haram bila terdapat kemungkaran dalam undangan. Penuhilah
undangan yang terlebih dahulu, kemudian hadirilah yang selainnya bila masih
mempunyai waktu. Akan tetapi bila undangan itu harus di hadiri pada waktu
bersamaan maka sampaikanlah kata maaf dengan lembut kepada saudara mulsim yang
mengundang kita, semoga lain kali Allah SWT masih mengizinkan kita untuk
menghadiri undangannya atau minimal
bersilaturrahim
ke rumahnya.
3. Memberikan nasehat bila saudara kita memintanya.
Mereka adalah kaum yang tidak merugi. Yup benar sekali saudaraku. mereka
yang saling memberi nasehat dan taushiah dalam kebenaran adalah kaum yang tidak
akan merugi selamanya. Bukankah engkau telah memahaminya bahwa agama ini adalah
nasehat. Bagi siapa? Kata para sahabat.
para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin pada umumnya.
Ali bin Abi Thalib pun juga mengatakan Orang-orang yang beriman saling menasehati, sedangkan orang-orang munafik
adalah saling mencurangi. Inilah yang
membedakan seorang muslim dan munafik. Luruskan niat saat menasehati saudara
kita, sampaikan dengan keikhlasan karena Allah semata, lemah lembut dan
menyampaikan secara rahasia. Seorang penyair mengatakan Liputilah aku dengan
nasehatmu dalam kesendirian. Dan jauhkanlah kepadaku nasehat dalam keramaian.
Sungguh nasehat di depan orang. Suatu bentuk pencelaan yang aku tidak suka
mendengarnya. Bila engkau menyalahiku dan melanggar perintahku. Janganlah
engkau gelisah jika tidak mendapati ketaatan.
4. Bila ia bersin, maka berdoalah untuknya Duhai, indah nian ajaran
islam ini.
Ia telah mengatur tentang hal-hal yang dianggap sepele oleh sebagian banyak
orang. Saat saudara kita bersin kemudian ia memuji Rabbnya yang agung Alhamdulillah
maka segera sambutlah dengan Yarhamukallah dan ia secepatnya akan menyambarnya
dengan untaian kalimah doa yang mengharap Yahdikumullah wa yuslihu baalakum (HR Bukhari,Abu Dawud, Tirmidzi dan
Ahmad).
Doa adalah harapan. Dan sungguh akan berbahagia bila saudara kita begitu mencintai
kita hingga kita bersin pun ia juga mendoakan.
Jembatan cinta yang ke empat ini merupakan satu diantara enam jembatan
yang begitu ringan kita mengucapkan tapi bukti kita peduli dan mecintai saudara
kita. Mendoakan saudara kita yng bersin adalah merupakan kewajiban individu
bukan kewajiban kolektif.
5. Bila dia sakit, maka jenguk dan doakanlah.
Di antara yang lain dari jembatan cinta ini adalah mejenguk saudara
muslim kita yang sedang sakit. Rasulullah mengatakan “Barang siapa menjenguk saudaranya
yang sakit maka dia senantiasa di dalam taman-taman surga, hingga dia kembali”.(HR
Muslim).
Rasulullah juga memberikan contoh yang konkret bagaimana beliau menjenguk
sahabat-sahabatnya yang sedang sakit. Kepada Saad bin Abi Waqqas RA, Jabir dan
lain-lain. Bila menjenguk sahabta-sahabatnya yang sakit beliau duduk sebentar
di dekat kepalanya lalau meletakkan tangan beliau pada dada yang sakit itu. Inilah
bentuk kelembutan Rasulullah. Lembut akhlak dan tingkah laku beliau kepada
sesama saudaranya. Saat engkau menjenguk saudaramu yang terbaring sakit,
ikutilah pesan Rasul yang mulia. Berbicaralah lemah lembut terhadapnya dan
jangan terlalu lama bersamanya karena itu akan membuat sakitnya semakin parah
dan dia akan terganggu. Bawalah buah tangan secukupnya bila engkau mempunyai
kelebihan rezeki dan bacakanlah untuknya doa “As Alukallahal adziim, Robbal
arsyil adzim aiyyasfiyaka”. (HR Bukhari dalam fathul Bari).
Seorang penyair mengatakan : Sang kekasih sakit, maka kujenguklah dia. Akupun sakit karena kekhawatiranku kepadanya.
Dan ketika kekasih datang menjengukku. Akupun sembuh sebab memandangnya.
.
6. Antarkan jenazah saudaramu jika ia
meninggal dunia.
Ini adalah satu adab seorang muslim dengan muslim lainnya. Hingga berpisahnya
ruh seorang muslim untuk menemui Rabbnya, pun seorang muslim masih mempunyai
hak untuk mengulurkan tanda cintanya pada saudaranya yang telah meninggal
tersebut dengan cara mengantarkannya hingga ke peristirahatan terakhir.
Ikatan cinta dalam bingkai ukhuwah antara seorang muslim tidak hanya terbatas
pada kehidupan nyata di dunia saja, tapi juga hingga ke alam barzah dengan cara
memandikan hingga mendoakan mereka untuk mendapatkan kebaikan dari Allah SWT.
Rasulullah memberikan keutamaan berupa satu qirath apabila kita mengurus
jenazah saudara kita hingga menyolatkan dan mendapatkan dua qirath apabila
sampai memakamkanya. (HR Bukhari,
Muslim). Berapakah dua qirath itu, maka sang pecinta sejati Rasulullah SAW yang
telah membuktikan dengan cinta misinya mengatakan adalah Seperti dua gunung
yang besar.
Maka inilah enam jembatan cinta yang di bentangkan Rasulullah SAW untuk
kebaikan kehidupan ukhuwwah sesama muslim. Inilah enam kekuatan yang akan
menopang dan mengantarkan kita pada bukti cinta sejati terhadap saudara kita.
Tiada kebahagiaan yang kita raih dan rasakan kecuali kita mampu melihat saudara
kita menyunggingkan senyum dibibirnya karena kita memikul sebagian beban
hidupnya yang berat dengan amalan-amalan yang ringan ini. Merasakan jabatan
erat malaikat dan mendapatkan salam dari Allah SWT karena cinta kita pada
saudara muslim. Mempertautkan hati-hati kita dalam bingkai persaudaraan,
merasakan keindahan berjuang di jalan-Nya, merasakan keindahan bertawakal kita
pada Allah.
Kita bermunajat kepada Allah, semoga
Dia akan meneguhkan ikatan cinta ini dengan jembatan-jembatan yang telah
dibentangkan oleh Rasulullah kemudian Dia akan memenuhi hati kita dengan cahaya-Nya
yang tak pernah redup dan melapangkan dada kita dengan limpahan iman dan
keindahan islam serta kepasrahan kepada-Nya sebagaimana doa.
Sub bagian dua
Bagaimana seni
mempertautkan hati.
1. Menahan
amarah
2. Harga
diri
3. Izzah
dan Harta di Jalan Allah SWT.
4. Mengemban
kesalahan orang lain.
5. Menyelesaikan
Perselisihan dan mengupayakan Perdamaian
6. Muhasabah
dan Instropeksi diri.
Sekarang kita hanya bisa menyimpulkan bahwa Allah telah menyuruh kita sebagai
hamba-hamba yang beiman untuk saling bersatu padu, mengatur barisan dan
shaf-shaf yang rapi sebagaimana bangunan yang kokoh. Dia juga melarang kita untuk saling
mengolok-olok, mencaci maki, jua bercerai berai.
Marilah kita berpegang teguh pada tali Allah SWT, seraya senantiasa bersikap
lemah lembut dan berkasih sayang terhadap sesama mumin dan bersikap keras
terhadap orang kafir yang memusuhi kita.
Tiada Allah yang berhak di sembah
kecuali Dia yang Esa dan perkasa. Tiada Rasul yang patuhi kecuali junjungan
mulia Rasulullah Muhammad SAW. Tiada kitab yang kita agungkan dan ikuti isinya kecuali
Alquran. Dan tiada kiblat yang kita hadapkan wajah kita kapadanya 5 kali sehari
kecuali Kabah Baitullah. Ketika Allah SWT menciptakan perbedaan antara kita
maka yakinlah itu adalah akan menjadi seperti sebuah Taman
bunga, dengan beraneka macam warna bunga akan tetapi menambah semarak keindahan
dan wewangian. Sesungguhnya perbedaan
yang terjadi dianatar hamba-hamba yang saling mencintai, tidak seharusnya akan
merusak tali kasih sayang dan tidak merubah apa yang ada dalam jiwa. Tapi
justru akan menambah perasaan cinta dan mahabbah antara mereka.
Kita kembalikan semua perselisihan kepada Allah dan RasulNya seraya memohon
dan berharap Dia akan memberikan petunjukNya.
Ya Rabbi, bersihkanlah hati-hati kami dengan air keyakinan, siramilah
jiwa kami dari telaga islam dan sejukkanlah dada kami dengan ketenangan hamba-hambaMu
yang beriman.
--
Kasihilah orang yang menyakitimu, sayangilah dan baikilah serta senyumlah
pada orang yang membencimu dan menghinamu, berilah orang yang mengecewakanmu,
do'akanlah orang yang membuatmu marah. Diamkanlah orang yang menertawakanmu,
nasehatilah orang yang memfitnahmu. Buatlah berarti hidupmu yang hanya sekejap.
0 komentar:
Posting Komentar